Nhenackz Saenab To
Galesong
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata mikroskop sudah sering
kita dengar, bahkan mikroskop sudah ada sejak beberapa abad yang lalu.
selain itu, kita juga biasanya mendengar yang disebut mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Apakah mikroskop
itu? Apakah kepentingan mikroskop dipelajari dan apa gunanya dalam dunia
pendidikan dan penelitian? Pokoknya pembicaraan kita dalam bagian ini adalah
mikroskop yang merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam berbagai
aspek dunia pendidikan dan penelitian.
Pengenalan mikroskop ini sangat menarik dan dianggap penting untuk
dilakukan bagi semua kalangan
pelajar, terkhusus bagi mahasiswa jurusan Biologi yang hampir semua kegiatannya dilakukan di Laboratorium
karena mereka harus melakukan percobaan-percobaan yang tentunya berkaitan
dengan mikroskop.
Dari itu untuk mempelajari mikroskop
secara mendalam, kita dapat menegtahui manfaat mikroskop dan alat-alatnya pada pembahasan berijutnya. Karena
disini kita akan membahas mikroskop
secara lengkap. Jadi yang melatar belakangi kami melakukan percobaan atau penelitian ini agar kami mengetahui
apa fungsi dari alat-alat mikroskop.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut;
1.
Untuk
menegetahui bagian-bagian mikroskop
2.
Untuk
mengetahui cara penggunaan mikroskop secara baik dan benar.
3.
Untuk
menegetahui cara pembuatan preparat basah secara melintang, membujur dan tanpa
penyayatan.
4.
Untuk
melihat sediaan yang telah dibuat di bawah mikroskop.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros = kecil dan scopein =
melihat. Jadi Mikroskop adalah
sebuah alat yang digunakan untuk mengamati objek biologi yang sangat kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu
yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi. Dan kata mikroskopi berarti sangat kecil,
tidak mudah terlihat oleh mata (Hendra,
2010).
Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan
seiring dengan perkembangan sains. Penemuan dan penelitian awal tentang
sel menjadi maju berkat penciptaan
mikroskop (Campbel, 2002: 103).
Seperti yang dibahas Leuwenhoek
menemukan mikroba dengan pemakaina mikroskop sederhana yang terdiri dari satu
lensa bikonveks yang berfokus pendek, perkembangan dan perbaikan mikroskop majemuk yang lebih kompleks (Meinel, 2002:
81).
Mikroskop yang pertama kali
digunakan pada zaman Renains, dan mikroskop yang digunakan di laboratorium adalah mikroskop cahaya, cahaya tampak
diteruskan melalui episimen dan
kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini merefraksi cahaya sedemikian rupa
sehingga citra spesimen diperbesar
ketika diproyeksikan ke mata (Campbell, 2002: 103).
Perkembagan mikroskop elektron
nerupakan salah satu keberhasilan pokok dalam ilmu fisika terapan pada abad ke-20, dan telah mengubah seluruh
pengetahuan kita tentang struktur biologis, hal ini didasarkan pada
penemuan bahwa medan elektromaknetik bertindak pada sinar elektron (Meinel, 2002: 87).
Macam-macam mikroskop, mikroskop
beraneka ragam, dari yang sederhana sampai yang cukup canggih. Ciri utama dari
keragamannya antara lain: mikroskop satu okuler (monokuler) dengan tabung tegak dan miring, penggunainan dua okuler
(binokuler) atau tiga (trinokuler).Kekuatan lensa yang dipakai sumber sinar
(menggunakan lampu yang terpasang) bahkan dapat dipasang kamera. Mikroskop trinokuler dapat disambung ke monitor
TV (Koesmadji, 2000: 94).
Baik lensa obyektif maupun lensa
okuler keduanya merupakan lensa cembung, secara garis besar lensa obyektif
menghasulkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik dan
diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menetukan sifat bayangan
akhir, selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti
bayangan sementara, semu terbalik dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai
sifat yang sama seperti benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang
yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka
yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar (Annisa, 2008).
Mikroskop di laboratorium yang lazim
digunakan mempunyai lensa obyektif yaitu daya rendah, daya tinggi
imersi minyak. Lensa terakhir tersebut mempunyai daya tinggi dibandingkan
dengan lensa yang lainnya dan banyak digunakan untuk pengamatan terhadap
bakteri. Setelah minyak imersi yang bening diteteskan diatas kaca penutup
(cover-glass) yang menutup spesimen kemudian
lensa obyektif turun sampai ke minyak. Berkas cahaya dipantulkan dari spesimen melalui kaca dan minyak tidak
mengalami pembiasaan sebesar seperti yang dialami apabila berkas sinar melalui kaca dan uadara, oleh karena itu akan
terbentuk bayangan yang lebih terang (Natsir,
2008: 53-54).
Mikroskop yang dipakai sekarang ini
telah terdapat perangkat yang dikenal lensa yang dapat membantu kita untuk
mengamati bagian-bagian dalam sel (Rahmatmade, 2008).
Galilei seorang biologiawan
sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil pengamatan biologi melalui
mikroskop. Kemudian pada tahun 1665 seorang ilmuan inggris, Robert Hooke
mengamati sayatan gabus di bawah mikroskop sederhana. Ia menemukan ruang-ruang kecil yang dipisahkan oleh
dinding. Selanjutnya ia menamakan ruang-ruang sel (Risal, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/ Tanggal : Rabu/ 31 Oktober 2012
Pukul : 14.00-16.00
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains
dan Teknologi
UIN Alauddin
Makassar
Samata-Gowa.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada
praktikum ini adalah mikroskop, silet tajam, cawan petri/ gelas arloji, pipet
dan pinset.
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, daun waru (Hibiscus tiliaceus), serat kapas/ kapok
(Gossipium sp/ Ceiba petandra), daun
Hydrillah (Hydrilla vetricellata),
umbi lapis bawang merah (Allium cepa),
empulur ketela pohon (Manihot utilisima).
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengenal
Mikroskop
Meminta arahan dan bimbingan
dari dosen atau asisten untuk menegnal bagian-bagian mikroskop secara utuh.
Mulai dari bagian optik sampai bagian mekanik. Sebelum mengenal
kikroskop, terlebih dahulu harus tahu cara mengambil dan menyimpan
mikroskop pada kotaknya. Mikroskop diambil dengan cara memegang tangkainya
dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri menumpu mikroskop. Cara
menyimpan mikroskop yaitu dengan memasukkan ke dalam kotaknya yang telah
diberi silica gel atau berjamur kemudian setelah menggunakannya mikroskop
harus dibersihkan dan mengatur lensa yang paling kecil untuk lensa
obyektif.
2.
Cara
menggunkan mikroskop
a. Mengambil
mikroskop dari kotaknya, memastikan mikroskop yang digunkan dalam keadaan
baik.
b. Menyimpan
mikroskop pada meja kerja yang datar. Kemudian mencari cahaya
dengan memutar cermin dan kondensor serta disfragma sampai di bawah medan
pandang terlihat bulatan ternga.
c. Menyiapkan
preparat yang akan diamati. Misalnya kita ingin membuat preparat
basah secara melintang maka mengambil kaca preparat yang bersih kemudian
memberi satu tetes air dengan menggunakan pipet. setelah itu mengiris
secara melintang bahan yang akan dibuat preparat lalu meletakkannya di atas
kaca preparat yang sebelumnya telah diberi air.
d. Menutup kaca
preparat dengan kaca penutup dan menyerapa air yang lebih pada
kaca preparat dengan tissu agar tidak mengganggu pengamatan.
e.
Menggambar
hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
f.
Untuk
preparat yang penampangnya membujur, langka kerja sama dengan yang diatas,
bedanya hanya irisan sampel yang dilakukan secara membujur.
g.
Untuk
membuat preparat basah tanpa pengirisan yaitu dengan cara meletakkan sampel
pengamatan di atas preparat lalu menutup dengan deck glass dan mengamati di
bawah mikroskop.
h.
Membersihkan
mikroskop dan mengatur kembali posisinya yaitu lensa obyektif paling kecil
berhadapan dengan lubang meja sediaan.
i.
Menyiapkan
mikroskop secara aman pada kotaknya.
BAB IV
HASIL DAN
PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
1.
Mikroskop
Monokuler
Keterangan:
1.
Lensa okuler 8. Cermin
2.
Tabung 9. Kaki
3.
Revolver 10. Sendi
inlikasi
4.
Lensa obyektif 11. Pegangan sedia
5.
Kondensor 12. Pegangan
6.
Diafragma 13. Sekrup
pengarah halus
7.
Pengatur
kondensor 14. Sekrup
pengarah kasar
2.
Mikroskop
Binokuler
Keterangan:
1.
Lensa okuler 7. Cermin
2.
Tubus 8. Diafragma
3.
Pengatur
meja preparat 9. Kondensor
4.
Mikrometer 10. Meja
preparat
5.
Makrometer 11. Lensa
objektif
6.
Penyangga 12. Revolver
3.
Mikroskop
Trinokuler
Keterangan:
1.
Lensa okuler
2.
Mikrometer
3.
Makrometer
4.
Lensa
objektif
5.
Cermin
6.
Kaki
mikroskop
7.
Pegangan
8.
Tabung
4.
Preparat
basah
a.
Pengirisan
dengan cara melintang
Batang
jagung (Zea mays stem)
Perbesaran:
10 x 0,25
Keterangan:
1.
Epidermis
2.
Floem
3.
Parenkim
4.
Xilem
b.
Pengirisan
dengan cara membujur
Daun karet (Ficus elastica leaf)
Perbesaran: 10 x 0,25
Keterangan:
1. Epidermis
2. Parenkim
3. Floem
4. Xilem
c. Preparat
basah tanpa pengirisan
Daun
Hydrillah (Hydrilla vetricellata)
Perbesaran:
10 x 0,25
Keterangan:
1. Epidermis
2. Xilem
3. Parenkim
4.
Floem
B. Pembahasan
Adapun pembahasan dari pengamatan yang
telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Mikroskop
Monokuler
Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa atau
berlensa tunggal. Lensa okuler adalah biasanya terdapat satu, dua atau tiga
buah yang melekat pada bagian tubus dan berhadapan langsung dengan mata
pengamat serta berfungsi untuk memperbesar bayangan objek pengamatan. Lensa
obyektif biasanya berjumlah 3 sampai 4 butir dengan pembesaran 5x, 10x, 45x dan
100x dengan fungsi untuk memperbesar obyek yang diamati. Lensa ini melekat pada
bagian revolver. Revolver merupakan pemutar lensa obyektif sehingga lensa
obyektif dapat diganti sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Kondensor
berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan difokuskan
ke objek. Diafragma yang terletak di bagian bawah kondensor berfungsi untuk
mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk pada objek yang diamati. Cermin yang
terdiri dari dua sisi yang berbeda yaitu cermin datar dan cermin cekung dengan
fungsi untuk menangkap cahaya kemudian meneruskannya ke kondensor. Kaki dan
pegangan mikroskop sebagai penyangga dan pegangan mikroskop saat digunakan atau
dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Meja preparat berfungsi sebagai
tempat sediaan/ preparat yang diamati. Makrometer berfungsi sebagai pemutar
kasar sehingga objek dapat dilihat dengan jelas pada perbesaran kecil (5x dan
10x). Mikrometer berfungsi sebagai pemutar halus sehingga objek dapat dilihat
dengan perbesaran besar (40x dan 100x).
2. Mikroskop
Binokuler
Mikroskop binokuler adalah alat yang digunakan untuk pengamatan
benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak, penyinaran
diberikan dari atas ataupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop
binokuler memiliki dua buah lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler
sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan kedua belah mata.
Kekuatan pembesarannya tidak terlalu kuat, umunya objektif 1x dan 2x serta
okuler 10x dan 15x. Pengertian lain tentang mikroskop binokuler merupakan suatu
alat dengan lensa obyektif. Lensanya harus berdiameter besar karena diatasnya
akan dipasangi sistem lensa lain yang terpisah dalam posisi paralel dan jalur
sinar terpisah untuk mata kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki
kondensor, tetapi memiliki kedalam bidang pandang dan jarak kerja yang panjang.
Kekurangan utama dari obyek mikroskop binokuler adalah bahwa specture numerical
dari sistem dibatasi oleh adanya jalur beam/ cahaya ganda. Karenanya seseoramg
harus menggunakan mikroskop majemuk. Yang memiliki obyektif dengan diameter
yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture numerical.
3. Mikroskop
Trinokuler
Mikroskop trinokuler merupakan sebuah mikroskop yang terdiri dari mikroskop
biasa dengan camera digital yang dihubungkan kedalamnya. Gambar terlihat
melalui mikroskop digital dapat diproyeksikan ke monitor komputer dan disimpan
pada file komputer. Sebuah mikroskop yang dapat disambungkan monitor atau
dengan menggunakan perangkat lunak yang berjalan pada komputer yang berbeda
dengan mikroskop optik yang ketentuannya untuk pengamatan sampel secara
langsung melalui sebuah lensa mata. Mikroskop trinokuler memiliki perbesaran
yang tergantung pada ukuran monitor yang rata-rata memiliki 15 monitor akan
menghasilkan perbedaan rata-rata perbesaran antara mikroskop optik dan
mikroskop digital sekitar 60%.
4. Preparat
basah
a.
Batang
jagung (Zea mays stem) sayat
melintang
Pada pengamatan batang jagung terdapat
epidermis yang merupakan fungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh tumbuhan
yang dapat merugikan tanaman. Floem merupakan jaringan pengangkut yang
berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh
bagian tumbuhan. Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar
ke daun. Jaringan parenkim pada tanaman jagung letaknya tepat berada di bawah
jaringan epidermis, jaringan parenkim yang ditemukan di akar dan batang
dinamakan parenkim korteks.
b. Daun karet (Ficus elastica leaf) dengan sayat
membujur
Pada preparat daun karet ditemukan
parenkim dalam bentuk spesialisasinya yang lain, jaringan parenkim juga disebut
sebagai jaringan dasar karena terbentuk juiga dari meristem dasar. Xilem
berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral, sedangkan floem berfungsi
untuk mengangkut hasil fotosintesis.
c.
Daun
Hydrillah (Hydrilla vetricellata)
tanpa pengirisan
Dalam pengamatan daun hydrilla terdapa
epidermis yang berfungsi sebagai pelindung bagian tubuh tumbuhan yang dapat
merugikan pertumbuhannya. Jaringan pengangkut yang terdiri dari dua bagian
yaitu xilem dan floem yang berfungsi sebagai bekas pembuluh dan pengangkut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Mikroskop
terdiri dari dua bagian yaitu bagian optik dan bagian mekanik. Bagian-bagian
terdiri dari revolver, kaki/ pegangan, meja preparat, makrometer/ mikrometer,
dan tubus. Sedangkan bagian optik terdiri dari kondensor, lensa obyektif, dan
lensa okuler.
2. Mengambil
mikroskop dari kotaknya dan memastikan mikroskop tidak rusak. Lalu, memnyimpan
mikroskop pada meja datar. Kemudian, mencari cahaya dengan memutar cermin dan
kondensor serta diafragma sampai di bawah medan pandang terlihat bulatan
terang.
3. Cara membuat
preparat basah yaitu mengambil kaca preparat yang bersih. Kemudian, memberi
setetes air dengan menggunkan pipet. Setelah itu mengiris setipis mungkin bahan
yang akan dibuat preparat lalu meletakkan di atas kaca yang sebelumnya telah
diberi air.
4. Untuk
melihat sediaan yang telah dibuat. Terlebih dahulu mencari cahaya dengan cara
memutar cermin, kondensor serta diafragma sampai di bawah medan pandang terlihat
struktur jaringan preparat yang telah dibuat .
B. Saran
Adapun saran saya selaku praktikan
ada;lah sebagai berikut:
1. Menyiapkan
alat dan bahan sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikum
harus menjaga kebersihan dan ketertiban selama praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2008.
Campbell, Neil. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 2002.
Koesmadji. Biologi. Solo: Rineka Cipta, 2000.
Meinel. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2002.
Natsir, M
dan Sartini. Dasar-Dasar Mikrobiologi
Farmasi. Makassar: Lembaga Penerbita Unhas, 2008.
Rahmatsmadepara.blogspot.com
3 November 2012.
Nhenackz Saenab To
Galesong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar