Senin, 14 Juli 2014

Laporan praktikum Mengenal dan Menggunakan Mikroskop



 Nhenackz Saenab To Galesong            
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
        Kata mikroskop sudah sering kita dengar, bahkan mikroskop sudah ada sejak beberapa abad yang lalu. selain itu, kita juga biasanya mendengar yang disebut mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Apakah mikroskop itu? Apakah kepentingan mikroskop dipelajari dan apa gunanya dalam dunia pendidikan dan penelitian? Pokoknya pembicaraan kita dalam bagian ini adalah mikroskop yang merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam berbagai aspek dunia pendidikan dan penelitian. Pengenalan mikroskop ini sangat menarik dan dianggap penting untuk dilakukan bagi semua kalangan pelajar, terkhusus bagi mahasiswa jurusan Biologi yang hampir semua kegiatannya dilakukan di Laboratorium karena mereka harus melakukan percobaan-percobaan yang tentunya berkaitan dengan mikroskop.
        Dari itu untuk mempelajari mikroskop secara mendalam, kita dapat menegtahui manfaat mikroskop dan alat-alatnya pada pembahasan berijutnya. Karena disini kita akan membahas mikroskop secara lengkap. Jadi yang melatar belakangi kami melakukan percobaan atau  penelitian ini agar kami mengetahui apa fungsi dari alat-alat mikroskop.

B.       Tujuan
        Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut;
1.      Untuk menegetahui bagian-bagian mikroskop
2.      Untuk mengetahui cara penggunaan mikroskop secara baik dan benar.
3.      Untuk menegetahui cara pembuatan preparat basah secara melintang, membujur dan tanpa penyayatan.
4.      Untuk melihat sediaan yang telah dibuat di bawah mikroskop.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
   Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros = kecil dan scopein = melihat. Jadi Mikroskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengamati objek biologi yang sangat kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi. Dan kata mikroskopi berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Hendra, 2010).
   Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring dengan perkembangan sains. Penemuan dan penelitian awal tentang sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop (Campbel, 2002: 103).
   Seperti yang dibahas Leuwenhoek menemukan mikroba dengan pemakaina mikroskop sederhana yang terdiri dari satu lensa bikonveks yang berfokus pendek, perkembangan dan perbaikan mikroskop majemuk yang lebih kompleks (Meinel, 2002: 81).
   Mikroskop yang pertama kali digunakan pada zaman Renains, dan mikroskop yang digunakan di laboratorium adalah mikroskop cahaya, cahaya tampak diteruskan melalui episimen dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini merefraksi cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata (Campbell, 2002: 103).
   Perkembagan mikroskop elektron nerupakan salah satu keberhasilan pokok dalam ilmu fisika terapan pada abad ke-20, dan telah mengubah seluruh pengetahuan kita tentang struktur biologis, hal ini didasarkan pada penemuan bahwa medan elektromaknetik bertindak pada sinar elektron (Meinel, 2002: 87).
   Macam-macam mikroskop, mikroskop beraneka ragam, dari yang sederhana sampai yang cukup canggih. Ciri utama dari keragamannya antara lain: mikroskop satu okuler (monokuler) dengan tabung tegak dan miring, penggunainan dua okuler (binokuler) atau tiga (trinokuler).Kekuatan lensa yang dipakai sumber sinar (menggunakan lampu yang terpasang) bahkan dapat dipasang kamera. Mikroskop trinokuler dapat disambung ke monitor TV (Koesmadji, 2000: 94).
   Baik lensa obyektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung, secara garis besar lensa obyektif menghasulkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menetukan sifat bayangan akhir, selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu terbalik dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar (Annisa, 2008).
   Mikroskop di laboratorium yang lazim digunakan mempunyai lensa obyektif yaitu daya  rendah, daya tinggi imersi minyak. Lensa terakhir tersebut mempunyai daya tinggi dibandingkan dengan lensa yang lainnya dan banyak digunakan untuk pengamatan terhadap bakteri. Setelah minyak imersi yang bening diteteskan diatas kaca penutup (cover-glass) yang menutup spesimen kemudian lensa obyektif turun sampai ke minyak. Berkas cahaya dipantulkan dari spesimen melalui kaca dan minyak tidak mengalami pembiasaan sebesar seperti yang dialami apabila berkas sinar melalui kaca dan uadara, oleh karena itu akan terbentuk bayangan yang lebih terang (Natsir, 2008: 53-54).
   Mikroskop yang dipakai sekarang ini telah terdapat perangkat yang dikenal lensa yang dapat membantu kita untuk mengamati bagian-bagian dalam sel (Rahmatmade, 2008).
   Galilei seorang biologiawan sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop. Kemudian pada tahun 1665 seorang ilmuan inggris, Robert Hooke mengamati sayatan gabus di bawah mikroskop sederhana. Ia menemukan ruang-ruang kecil yang dipisahkan oleh dinding. Selanjutnya ia menamakan ruang-ruang sel (Risal, 2012).



BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Tempat
        Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
        Hari/ Tanggal      : Rabu/ 31 Oktober 2012
        Pukul                   : 14.00-16.00
   Tempat                : Laboratorium Zoologi Lantai II
                                 Fakultas Sains dan Teknologi
                                 UIN Alauddin Makassar
                                 Samata-Gowa.
B.     Alat dan Bahan
1.       Alat
   Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, silet tajam, cawan petri/ gelas arloji, pipet dan pinset.
2.      Bahan
               Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, daun waru (Hibiscus tiliaceus), serat kapas/ kapok (Gossipium sp/ Ceiba petandra), daun Hydrillah (Hydrilla vetricellata), umbi lapis bawang merah (Allium cepa), empulur ketela pohon (Manihot utilisima).

C.      Cara Kerja
        Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.         Mengenal Mikroskop
        Meminta arahan dan bimbingan dari dosen atau asisten untuk menegnal bagian-bagian mikroskop secara utuh. Mulai dari bagian optik sampai bagian mekanik. Sebelum  mengenal kikroskop, terlebih dahulu harus tahu cara mengambil dan menyimpan mikroskop pada kotaknya. Mikroskop diambil dengan cara memegang tangkainya dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri menumpu mikroskop. Cara menyimpan mikroskop yaitu dengan memasukkan ke dalam kotaknya yang telah diberi silica gel atau berjamur kemudian setelah menggunakannya mikroskop harus dibersihkan dan mengatur lensa yang paling kecil untuk  lensa obyektif.
2.         Cara menggunkan mikroskop
a. Mengambil mikroskop dari kotaknya, memastikan mikroskop yang digunkan dalam keadaan baik.
b. Menyimpan mikroskop pada meja kerja yang datar. Kemudian mencari cahaya dengan memutar cermin dan kondensor serta disfragma sampai di bawah medan pandang terlihat bulatan ternga.
c.  Menyiapkan preparat yang akan diamati. Misalnya kita ingin membuat preparat  basah secara melintang maka mengambil kaca preparat yang bersih kemudian memberi satu tetes air dengan menggunakan pipet. setelah itu mengiris secara melintang bahan yang akan dibuat preparat lalu meletakkannya di atas kaca preparat yang sebelumnya telah diberi air.
d.  Menutup kaca preparat dengan kaca penutup dan menyerapa air yang lebih pada kaca preparat dengan tissu agar tidak mengganggu pengamatan.
e.      Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
f.     Untuk preparat yang penampangnya membujur, langka kerja sama dengan yang diatas, bedanya hanya irisan sampel yang dilakukan secara membujur.
g.   Untuk membuat preparat basah tanpa pengirisan yaitu dengan cara meletakkan sampel pengamatan di atas preparat lalu menutup dengan deck glass dan mengamati di bawah mikroskop.
h.   Membersihkan mikroskop dan mengatur kembali posisinya yaitu lensa obyektif paling kecil berhadapan dengan lubang meja sediaan.
i.      Menyiapkan mikroskop secara aman pada kotaknya.


BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
A.      Hasil Pengamatan
1.      Mikroskop Monokuler
  
Keterangan:
1.      Lensa okuler                                 8.  Cermin
2.      Tabung                                         9.  Kaki
3.      Revolver                                       10. Sendi inlikasi
4.      Lensa obyektif                             11. Pegangan sedia
5.      Kondensor                                   12. Pegangan
6.      Diafragma                                    13. Sekrup pengarah halus
7.      Pengatur kondensor                     14. Sekrup pengarah kasar
  







2.      Mikroskop Binokuler

Keterangan:
1.      Lensa okuler                                 7.  Cermin
2.      Tubus                                           8.  Diafragma
3.      Pengatur meja preparat                9.  Kondensor
4.      Mikrometer                                  10. Meja preparat
5.      Makrometer                                  11. Lensa objektif
6.      Penyangga                                    12. Revolver
  










3.      Mikroskop Trinokuler
 
Keterangan:
1.      Lensa okuler
2.      Mikrometer
3.      Makrometer
4.      Lensa objektif
5.      Cermin
6.      Kaki mikroskop
7.      Pegangan
8.      Tabung
  
4.      Preparat basah
a.       Pengirisan dengan cara melintang
Batang jagung (Zea mays stem)
Perbesaran: 10 x 0,25

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9Y94A8Upu_gGCNY4F3ysymeB_tiMJt18K6GxW4tNMLZo_wXISltrig4ktRcidCsfhAczeXMJoQzS0JEAMEE1msDOMLI7rcfzbKlZbNzozC0HlkLgTOXFMK9xtgPRA_vHxjTYkJVr2GTZY/s1600/20140714_123041%5B1%5D.jpg

Keterangan:
1.      Epidermis
2.      Floem
3.      Parenkim
4.      Xilem
  
b.     Pengirisan dengan cara membujur
      Daun karet (Ficus elastica leaf)
      Perbesaran: 10 x 0,25
 
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiA1y8mhyphenhyphenC3Ip87On8sPUzFFum_z9U6qGS9sedfzk3n77M57Taw2UXA9ysmO_a3Qhb2tsP0wD1tU1oic2X4-NnbYx28ilNHhZT-FUKywNbRE9A3kU9lM-2NxFHnBlcARLmiuV208W_DxtX/s1600/20140714_123057%5B1%5D.jpg


Keterangan:
1.      Epidermis
2.      Parenkim
3.      Floem
4.      Xilem
  
c.       Preparat basah tanpa pengirisan
 Daun Hydrillah (Hydrilla vetricellata)
 Perbesaran: 10 x 0,25

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZBZPXk7xDQqVS74wIk2GkvOV5jV0HDbVFETbX4rwznKkU33Stn5NIVtZ_hFZrccTkLUJRKCmEeVpGtgTzj0A0jxkpE538Pox8OtYfO1Q1tBq9K5dSKIHETJaUFO_05TagM04eJ643Oe50/s1600/20140714_123108%5B1%5D.jpg

Keterangan:
1.      Epidermis
2.      Xilem
3.      Parenkim
                   4.    Floem

B.      Pembahasan
        Adapun pembahasan dari pengamatan yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1.         Mikroskop Monokuler
   Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa atau berlensa tunggal. Lensa okuler adalah biasanya terdapat satu, dua atau tiga buah yang melekat pada bagian tubus dan berhadapan langsung dengan mata pengamat serta berfungsi untuk memperbesar bayangan objek pengamatan. Lensa obyektif biasanya berjumlah 3 sampai 4 butir dengan pembesaran 5x, 10x, 45x dan 100x dengan fungsi untuk memperbesar obyek yang diamati. Lensa ini melekat pada bagian revolver. Revolver merupakan pemutar lensa obyektif sehingga lensa obyektif dapat diganti sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan difokuskan ke objek. Diafragma yang terletak di bagian bawah kondensor berfungsi untuk mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk pada objek yang diamati. Cermin yang terdiri dari dua sisi yang berbeda yaitu cermin datar dan cermin cekung dengan fungsi untuk menangkap cahaya kemudian meneruskannya ke kondensor. Kaki dan pegangan mikroskop sebagai penyangga dan pegangan mikroskop saat digunakan atau dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Meja preparat berfungsi sebagai tempat sediaan/ preparat yang diamati. Makrometer berfungsi sebagai pemutar kasar sehingga objek dapat dilihat dengan jelas pada perbesaran kecil (5x dan 10x). Mikrometer berfungsi sebagai pemutar halus sehingga objek dapat dilihat dengan perbesaran besar (40x dan 100x).
2.      Mikroskop Binokuler
   Mikroskop binokuler adalah alat yang digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak, penyinaran diberikan dari atas ataupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler memiliki dua buah lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan kedua belah mata. Kekuatan pembesarannya tidak terlalu kuat, umunya objektif 1x dan 2x serta okuler 10x dan 15x. Pengertian lain tentang mikroskop binokuler merupakan suatu alat dengan lensa obyektif. Lensanya harus berdiameter besar karena diatasnya akan dipasangi sistem lensa lain yang terpisah dalam posisi paralel dan jalur sinar terpisah untuk mata kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki kondensor, tetapi memiliki kedalam bidang pandang dan jarak kerja yang panjang. Kekurangan utama dari obyek mikroskop binokuler adalah bahwa specture numerical dari sistem dibatasi oleh adanya jalur beam/ cahaya ganda. Karenanya seseoramg harus menggunakan mikroskop majemuk. Yang memiliki obyektif dengan diameter yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture numerical.
3.      Mikroskop Trinokuler
   Mikroskop trinokuler merupakan sebuah mikroskop yang terdiri dari mikroskop biasa dengan camera digital yang dihubungkan kedalamnya. Gambar terlihat melalui mikroskop digital dapat diproyeksikan ke monitor komputer dan disimpan pada file komputer. Sebuah mikroskop yang dapat disambungkan monitor atau dengan menggunakan perangkat lunak yang berjalan pada komputer yang berbeda dengan mikroskop optik yang ketentuannya untuk pengamatan sampel secara langsung melalui sebuah lensa mata. Mikroskop trinokuler memiliki perbesaran yang tergantung pada ukuran monitor yang rata-rata memiliki 15 monitor akan menghasilkan perbedaan rata-rata perbesaran antara mikroskop optik dan mikroskop digital sekitar 60%.
4.      Preparat basah
a.       Batang jagung (Zea mays stem) sayat melintang
        Pada pengamatan batang jagung terdapat epidermis yang merupakan fungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh tumbuhan yang dapat merugikan tanaman. Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan. Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Jaringan parenkim pada tanaman jagung letaknya tepat berada di bawah jaringan epidermis, jaringan parenkim yang ditemukan di akar dan batang dinamakan parenkim korteks.
b.      Daun karet (Ficus elastica leaf) dengan sayat membujur
        Pada preparat daun karet ditemukan parenkim dalam bentuk spesialisasinya yang lain, jaringan parenkim juga disebut sebagai jaringan dasar karena terbentuk juiga dari meristem dasar. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral, sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis.
c.       Daun Hydrillah (Hydrilla vetricellata) tanpa pengirisan
        Dalam pengamatan daun hydrilla terdapa epidermis yang berfungsi sebagai pelindung bagian tubuh tumbuhan yang dapat merugikan pertumbuhannya. Jaringan pengangkut yang terdiri dari dua bagian yaitu xilem dan floem yang berfungsi sebagai bekas pembuluh dan pengangkut.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
        Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Mikroskop terdiri dari dua bagian yaitu bagian optik dan bagian mekanik. Bagian-bagian terdiri dari revolver, kaki/ pegangan, meja preparat, makrometer/ mikrometer, dan tubus. Sedangkan bagian optik terdiri dari kondensor, lensa obyektif, dan lensa okuler.
2.      Mengambil mikroskop dari kotaknya dan memastikan mikroskop tidak rusak. Lalu, memnyimpan mikroskop pada meja datar. Kemudian, mencari cahaya dengan memutar cermin dan kondensor serta diafragma sampai di bawah medan pandang terlihat bulatan terang.
3.      Cara membuat preparat basah yaitu mengambil kaca preparat yang bersih. Kemudian, memberi setetes air dengan menggunkan pipet. Setelah itu mengiris setipis mungkin bahan yang akan dibuat preparat lalu meletakkan di atas kaca yang sebelumnya telah diberi air.
4.      Untuk melihat sediaan yang telah dibuat. Terlebih dahulu mencari cahaya dengan cara memutar cermin, kondensor serta diafragma sampai di bawah medan pandang terlihat struktur jaringan preparat yang telah dibuat .

B.       Saran
        Adapun saran saya selaku praktikan ada;lah sebagai berikut:
1.      Menyiapkan alat dan bahan sebelum praktikum dimulai.
2.      Praktikum harus menjaga kebersihan dan ketertiban selama praktikum berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Annisa. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2008.
Campbell, Neil. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 2002.
Hendra. Pengenalan Mikroskop. http://www.biologiblogspot.com (diakses pada tanggal 1 November 2012)

Koesmadji. Biologi. Solo: Rineka Cipta, 2000.
Meinel. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2002.
Natsir, M dan Sartini. Dasar-Dasar Mikrobiologi Farmasi. Makassar: Lembaga Penerbita Unhas, 2008.

Rahmatsmadepara.blogspot.com 3 November 2012.
 










 Nhenackz Saenab To Galesong



Tidak ada komentar:

Posting Komentar