Selasa, 22 Juli 2014

Laporan praktikum biologi dasar mengenal jaringan tumbuhan


Laporan praktikum lengkap biologi dasar
MENGENAL JARINGAN TUMBUHAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
        Makhluk hidup tidak dapat terbentuk tanpa adanya organ pembentuk makhluk hidup. Sel merupakan unit terkecil pembentuk makhluk hidup, dimana di dalam inti sel terjadi seluruh aktivitas sel. Sel-sel hidup itu bertambah besar, sementara berlangsung pula penebalan-penebalan yang merupakan lapisan-lapisan dan lapisan-lapisan inilah yang akhirnya akan melakukan fungsinya pula dengan demikian terbentuk jaringan.
        Gabungan dari beberapa sel membentuk suatu jaringan yang akan membentuk organ, gabungan beberapa organ akan membentuk sistem organ dan gabungan dari beberapa sistem organ akan membentuk suatu individu.
        Jaringan merupakan gabungan dari beberapa sel. Tanpa adanya jaringan, maka makhluk hidup tidak dapat terbentuk. Karena itu, yang melatar belakangi kami melakukan percobaan ini agar kami mampu mengetahui dan mengenal jaringan. Serta menjelaskan jaringan yang menyusun tentang tumbuhan melalui akar, batang dan daun monokotil juga dikotil.

B.       Tujuan
        Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah agar praktikan mampu mengenal dan menjelaskan jaringan penyusun tubuh tumbuhan melalui pengamatan preparat jadi akar, batang daun monokotil dan dikotil.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
   Jaringan adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang struktur tumbuhan disebut Histologi. Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ (Campbell, 2000: 32).
   Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel yang mempunyai asal, fungsi serta struktur yang sama disebut jaringan. Berdasarkan sifat ada dua macam jaringan yang menyusun tumbuhan yaitu jaringan muda mempunyai sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar ataupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai tumbuhan primer. Pada beberapa tumbuhan rumput-rumputan perpanjangan batang disebabkan oleh adanya aktifosa jaringan muda yang terdapat pada pangkal tiap buku dan pelepa daun (Pudjoarianto, 1988: 40).
   Pada tumbuh-tumbuhan, sel-sel yang membentuk jaringan muda (meristem) adalah juga dalam keadaan muda (embrional). Membran selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur, antara segi empat dan kubus, sedangkan ruang sel (lumen) masih penuh dengan “protoplas” serta “vakuola” yang kecil. Dalam kondisi demikian ini sifat khusus dari jaringan muda yaitu “sel-sel yang membentuknya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membelah”, yang dalam istilah lainnya disebut meristematis (Anto, 2010).
   Jaringan parenkim atau sering pula disebut jaringan dasar (ground tissue) merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologi. Walaupun struktur morfologi dan fisiologi bermacam-macam, akan tetapi pada umumnya dapat dinyatakan bahwa parenkim memiliki sifat-sifat yang sama (Sutrian, 1983:98).
   Menurut (Pudjoarianto, 1988: 42), sifat-sifat jaringan meristem secara umum adalah:
1.        Sel-selnya mempunyai dinding tipis
2.        Bentuk sel isodimetris, dengan inti besar
3.        Kaya protoplas
4.        Protoplas tidak mengandung makanan cadangan dan kristal-kristal
5.        Plastisida dalam bentuk proplastisida
6.        Vakuola kecil-kecil
        Menurut (Iwan, 2006: 101), jaringan terdiri atas:
1.        Jaringan meristematik adalah sekumpulan sel yang selalu aktif melakukan pembelahan untuk memperbanyak jumlah sel. Proses pembelahan pada jaringan meristem dapat berkembang dari jaringan embrional jaringan dewasa. Perkembangan jaringan meristem yang berasal dari jaringan embrional disebut meristem primer, sedangkan jaringan meristem yang berkembang dari jaringan dewasa disebut meristem sekunder.
a.       Meristem primer, jaringan meristem primer banyak terdapat pada bagian tumbuhan seperti ujung batang, pucuk, daun dan akar.
b.      Meristem sekunder adalah jaringan yang terdeferensiasi dari jaringan dewasa.
2.        Jaringan dewasa, meristem primer dan meristem sekunder secara terus-menerus mengalami pembelahan mitosis. Setelah mengalami pembelahan mitosis jaringan mengalami diferensiasi membentuk jaringan dewasa. Jaringan dewasa tidak mengalami pembelahan lagi sehingga bentuknya relatif tetap.
3.        Jaringan pelindung berfungsi melindungi bagian tubuh tumbuhan yang aktif melakukan pembelahan primer. Fungsi lain dari jaringan epidermis selain sebagai pelindung adalah tempat penyimpangan cadangan makanan.
4.        Jaringan penguat berfungsi untuk membentuk dan menyokong bagian tumbuhan.




BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
        Adapun waktu dan tempat diadakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/ Tanggal              : Rabu/ 31 Oktober 2012
Pukul                           : 14.00 – 16.00 WITA
Tempat                        : Laboratorium Biologi Dasar Lantai I
                                           Fakultas Sains dan Teknologi
                                           Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                                           Samata-Gowa.

B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
   Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop dan lap kasar/ halus.
2.      Bahan
   Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah preparat jadi penampang melintar akar jagung (Zea mays root), preparat jadi penampang melintang batang jagung (Zea mays stem), preparat penampang melintang batang labu (Cucurbita moschata stem), preparat penampang melintang daun lili (Lilium sp leaf), preparat penampang melintang daun karet (Ficus elastica leaf), dan preparat jadi penampang melintang akar kacang tanah (Arachis hipogea).

C.      Prosedur Kerja
        Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Menyiapkan mikroskop terlebih dahulu dan melihat kelengkapannya.
2.      Meletakkan mikroskop pada meja yang datar dan memulai mencari cahay dengan cara memutar cermin, kondensor dan diafragma.
3.      Setelah cahaya sudah didapatkan, mengambil preparat jadi yang akan diamati, misalnya preparat akar jagung, batang atau daun.
4.      Untuk pengamatan pertama, menggunakan perbesaran kecil yaitu 5x atau 10x. Memutar makrometer untuk mendapatkan bayangan objek.
5.      Memutar revolver untuk mengganti perbesaran besar yaitu 40x atau 45x. Setelah menggunakan perbesaran besar, tidak boleh lagi memutar makrometer tetapi untuk memperjelas bayangan objek digunakan mikrometer.
6.      Perbesaran besar akan memperlihatkan bagian setiap preparat secara jelas. Menggambar hasil pengamatan untuk perbesaran besar, lalu membandingkan dengan perbesaran yang kecil.
7.      Setelah mengamati semua preparat, membersihkan mikroskop dan menyimpan pada kotaknya dengan terlebih dahulu membersihkannya dari debu atau kotoran dengan menggunakan kain planel halus.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan
1.      Akart jagung (Zea mays root)
Perbesaran 10x0,25








Keterangan:
1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Floem
4.      Endodermis
5.      Xilem
6.      Stele

2.      Batang jagung (Zea mays stem)
Perbesaran 10,0,25







Keterangan:
1.      Dinding sel
2.      Aliran sitoplasma
3.      Sitoplasma
4.      Klooroplas

3.      Daun lili (Lilium sp leaf)







Keterangan
1.      Epidermis
2.      Dinding sel
3.      Polisade
4.      Sitoplasma
5.      Stomata
6.      Inti sel

4.      Batang labu (Cucurbita moschata stem)
Perbesaran 10x0,25







Keterangan:
1.      Trikoma
2.      Dinding sel
3.      Sitoplasma
4.      Polisade
5.      Xilem
6.      Kloroplas
7.      Floem

5.      Akar kacang tanah (Arachis hypogea root)







            Keterangan:
1.      Endodermis
2.      Korteks
3.      Floem
4.      Xilem
5.      Polisade
6.      Stele

6.         Daun karet (Ficus elastica leaf)
Perbesaran 10x0,25




Keterangan:
1.      Klerenkim
2.      Floem
3.      Xilem

B.       Pembahasan
        Adapun pembahasan pada percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Akar jagung (Zea mays root)
   Pada pengamatan akar jagung terlihat beberapa bagian diantaranya epidermis yang merupakan jaringan terluar yang terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan tersusun rapat. Korteks yang terdiri dari beberapa lapis sel yang berbanding tipis serta susunannya tidak rapat dan banyak terdapat ruang antar sel yang berfungsi dalam pertukaran gas. Jaringan pengangkut yang terdiri dari floem dan xilem, floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis keseluruh tubuh tumbuhan, sedangkan xilem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Dan jaringan yang terakhir yang terdapat pada akar jagung adalah epidermis bawah yang merupakan batas terdalam lapisan korteks yang berfungsi menyerap air dan garam mineral.
Klasifikasi
Regnum                       : Plantae
Divisi                           : Magnoliophyta
Kelas                           : Liliopsida
Ordo                            : Poales
Famili                          : Poaceae
Genus                          : Zea
Spesies                        : Zea mays L.
2.      Batang jagung (Zea mays stem)
   Pada pengamatan batang jagung terdapat dinding sel dimana dinding sel merupakan struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur) dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda. Selain itu, adanya dinding sel pada sel tumbuhan merupakan ciri penting yang membedakannya dengan sel hewan. Dinding sel ditemukan pada abad ke-17 sebelum ditemukan protoplas. Aliran sitoplasma adalah aliran dalam sel eukariotik. Sitoplasma merupakan bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariotik, sitoplasma adalah bagian non nukleus dari protoplasma. Kloroplas adalah benda terbesar dalam sitoplasma. Kloroplas yang berkembang pada batang dan daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotosintesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbondioksida menjadi gula yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tumbuhan.
Klasifikasi
Regnum                       : Plantae
Divisi                           : Magnoliophyta
Kelas                           : Liliopsida
Ordo                            : Poales
Famili                          : Poaceae
Genus                          : Zea
Spesies                        : Zea mays L.
3.      Daun Lili (Lilium sp leaf)
   Pada pengamatan daun lili, terdapat epidermis yang merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan biji serta dari batang dan akar sebelum menjadi penebalan sekunder. Pada pengamatan daun lili terlihat jaringan yang berdinding sel. Ciri-ciri ini meyerupai ciri-ciri jaringan parenkim. Selain itu, ada juga jaringan palisade yang merupakan sel-sel parenkim yang terdapat di daun. Adapun stomata yaitu lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup.
Klasifikasi
           Regnum                       : Plantae
           Divisi                           : Magnoliophyta
           Kelas                           : Liliopsida
           Ordo                            : Liliales
           Famili                          : Liliaceae
           Genus                          : Lilium
           Spesies                        : Lilium brownii F. E. Brown
4.      Batang labu (Cucurbita moschata)
   Pada pengamatan batang labu terdapat Trikoma dimana trikoma itu berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut. Namun, adapula trikoma yang berbentuk sisik dan duri. Selain itu, pada pengamatan ini juga terdapat dinding sel, yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat. Palisade, xilem dimana xilem merupakan pengangkut zat hara dan mineral dari daun untuk proses fotosintesis juga terdapat kloroplas dan floem dimana floem terdiri atas bulu tapis, sel pengiring, parenkim floem dan serabut floem.
           Klasifikasi
           Regnum                       : Plantae
           Divisi                           : Magnoliophyta
           Kelas                           : Magnoliopsida
           Ordo                            : Violales
           Famili                          : Cucurbitaceae
           Genus                          : Cucurbita
           Spesies                        : Cucurbita moschata Durch
5.      Akar kacang tanah (Arachis hipogea)
   Pada pengamatan akar kacang tanah terdapat endodermis yang lapisan akarnya terletak disebelah dalam korteks yaitu berupa sebaris sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Korteks akar tersusun dari beragam sel yang membentuk beberapa lapisan sel. Floem yaitu jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. Adapun xilem yang berfungsi menyalurkan air dan unsur hara ke daun. Palisade juga terdapat pada akar tanah. Stele merupakan lapisan disebelah dalam endodermis yang merupakan daerah stele.
           Klasifikasi
           Regnum                       : Plantae
           Divisi                           : Magnoliophyta
           Kelas                           : Magnoliopsida
           Ordo                            : Fabales
           Famili                          : Fabaceae
           Genus                          : Arachis
           Spesies                        : Arachis hypogea L.
6.      Daun karet (Ficus elastica)
   Pada pengamatan daun karet terdapat sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokong bagian tumbuhan yang telah dewasa. Selain itu, terdapat pula xilem dan floem yang merupakan jaringan kompleks jika dilihat dari struktur fungsinya.
Klasifikasi
           Regnum                       : Plantae
           Divisi                           : Magnoliophyta
           Kelas                           : Magnoliopsida
           Ordo                            : Urticales
           Famili                          : Moraceae
           Genus                          : Ficus
           Spesies                        : Ficus elastica Roxb. Ex Hornem




BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
        Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah akar jagung yang tersusun dari epidermis atas, korteks, floem, xilem, endodermis dan stele. Batang jagung tersusun atas dinding sel, aliran sitoplasma, sitoplasma dan kloroplas. Daun lili tersusun atas epidermis, dinding sel, polisade, sitoplasma, stomata dan inti sel. Batang labu tersusun atas trikoma, dinding sel, sitoplasma, polisade, xilem, kloroplas, dan floem. Akar kacang tanah terdiri dari endodermis, korteks, floem, xilem, fatsade dan stele. Dan daun karet terdiri atas sklerenkim, floem dan xilem.

B.       Saran
        Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah praktikan harus mengetahui prosedur kerja serta alat-alat yang digunakan dalam praktikum.






DAFTAR PUSTAKA

Anto. Jaringan Tumbuhan. http:www.membuatblog.2010.web.id (Diakses tanggal 01 November 2012).
Campbell, Neil, dkk. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2000.
Iwan, Wahyu. Biologi. Bogor: CV Regina, 2006.
Putjoarianto. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press, 1988.

Sutrian, Yayan, dkk. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: 1993.







Nhenackz saenab to galesong bisa tonji

3 komentar: