Laporan praktikum lengkap biologi dasar
MENGENAL JARINGAN TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Makhluk hidup tidak dapat terbentuk
tanpa adanya organ pembentuk makhluk hidup. Sel merupakan unit terkecil
pembentuk makhluk hidup, dimana di dalam inti sel terjadi seluruh aktivitas
sel. Sel-sel hidup itu bertambah besar, sementara berlangsung pula
penebalan-penebalan yang merupakan lapisan-lapisan dan lapisan-lapisan inilah
yang akhirnya akan melakukan fungsinya pula dengan demikian terbentuk jaringan.
Gabungan dari beberapa sel membentuk
suatu jaringan yang akan membentuk organ, gabungan beberapa organ akan
membentuk sistem organ dan gabungan dari beberapa sistem organ akan membentuk
suatu individu.
Jaringan merupakan gabungan dari
beberapa sel. Tanpa adanya jaringan, maka makhluk hidup tidak dapat terbentuk.
Karena itu, yang melatar belakangi kami melakukan percobaan ini agar kami mampu
mengetahui dan mengenal jaringan. Serta menjelaskan jaringan yang menyusun
tentang tumbuhan melalui akar, batang dan daun monokotil juga dikotil.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah
agar praktikan mampu mengenal dan menjelaskan jaringan penyusun tubuh tumbuhan
melalui pengamatan preparat jadi akar, batang daun monokotil dan dikotil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan adalah kumpulan sel yang
berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Ilmu yang mempelajari tentang struktur tumbuhan disebut Histologi. Berbagai
jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ (Campbell, 2000: 32).
Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel
yang mempunyai asal, fungsi serta struktur yang sama disebut jaringan.
Berdasarkan sifat ada dua macam jaringan yang menyusun tumbuhan yaitu jaringan
muda mempunyai sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar
ataupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang
diawali oleh jaringan yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai tumbuhan
primer. Pada beberapa tumbuhan rumput-rumputan perpanjangan batang disebabkan
oleh adanya aktifosa jaringan muda yang terdapat pada pangkal tiap buku dan
pelepa daun (Pudjoarianto, 1988: 40).
Pada tumbuh-tumbuhan, sel-sel yang membentuk
jaringan muda (meristem) adalah juga dalam keadaan muda (embrional). Membran
selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur, antara segi
empat dan kubus, sedangkan ruang sel (lumen) masih penuh dengan “protoplas”
serta “vakuola” yang kecil. Dalam kondisi demikian ini sifat khusus dari
jaringan muda yaitu “sel-sel yang membentuknya selalu mengadakan
kegiatan-kegiatan untuk membelah”, yang dalam istilah lainnya disebut
meristematis (Anto, 2010).
Jaringan parenkim atau sering pula disebut
jaringan dasar (ground tissue) merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari
sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi dan masih
melakukan segala kegiatan proses fisiologi. Walaupun struktur morfologi dan
fisiologi bermacam-macam, akan tetapi pada umumnya dapat dinyatakan bahwa
parenkim memiliki sifat-sifat yang sama (Sutrian, 1983:98).
Menurut (Pudjoarianto, 1988: 42),
sifat-sifat jaringan meristem secara umum adalah:
1.
Sel-selnya mempunyai dinding tipis
2.
Bentuk sel isodimetris, dengan inti
besar
3.
Kaya protoplas
4.
Protoplas tidak mengandung makanan
cadangan dan kristal-kristal
5.
Plastisida dalam bentuk proplastisida
6.
Vakuola kecil-kecil
Menurut (Iwan, 2006: 101), jaringan
terdiri atas:
1.
Jaringan meristematik adalah sekumpulan
sel yang selalu aktif melakukan pembelahan untuk memperbanyak jumlah sel.
Proses pembelahan pada jaringan meristem dapat berkembang dari jaringan
embrional jaringan dewasa. Perkembangan jaringan meristem yang berasal dari
jaringan embrional disebut meristem primer, sedangkan jaringan meristem yang
berkembang dari jaringan dewasa disebut meristem sekunder.
a. Meristem
primer, jaringan meristem primer banyak terdapat pada bagian tumbuhan seperti
ujung batang, pucuk, daun dan akar.
b. Meristem
sekunder adalah jaringan yang terdeferensiasi dari jaringan dewasa.
2.
Jaringan dewasa, meristem primer dan
meristem sekunder secara terus-menerus mengalami pembelahan mitosis. Setelah
mengalami pembelahan mitosis jaringan mengalami diferensiasi membentuk jaringan
dewasa. Jaringan dewasa tidak mengalami pembelahan lagi sehingga bentuknya
relatif tetap.
3.
Jaringan pelindung berfungsi melindungi
bagian tubuh tumbuhan yang aktif melakukan pembelahan primer. Fungsi lain dari
jaringan epidermis selain sebagai pelindung adalah tempat penyimpangan cadangan
makanan.
4.
Jaringan penguat berfungsi untuk
membentuk dan menyokong bagian tumbuhan.
BAB
III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat diadakannya
praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/ Tanggal : Rabu/ 31 Oktober 2012
Pukul : 14.00 – 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi
Dasar Lantai I
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah mikroskop dan lap kasar/ halus.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah preparat jadi penampang melintar akar jagung (Zea mays root), preparat jadi penampang melintang batang jagung (Zea mays stem), preparat penampang
melintang batang labu (Cucurbita moschata
stem), preparat penampang melintang daun lili (Lilium sp leaf), preparat penampang melintang daun karet (Ficus elastica leaf), dan preparat jadi
penampang melintang akar kacang tanah (Arachis
hipogea).
C.
Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum
ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan
mikroskop terlebih dahulu dan melihat kelengkapannya.
2. Meletakkan
mikroskop pada meja yang datar dan memulai mencari cahay dengan cara memutar
cermin, kondensor dan diafragma.
3. Setelah
cahaya sudah didapatkan, mengambil preparat jadi yang akan diamati, misalnya
preparat akar jagung, batang atau daun.
4. Untuk
pengamatan pertama, menggunakan perbesaran kecil yaitu 5x atau 10x. Memutar
makrometer untuk mendapatkan bayangan objek.
5. Memutar
revolver untuk mengganti perbesaran besar yaitu 40x atau 45x. Setelah
menggunakan perbesaran besar, tidak boleh lagi memutar makrometer tetapi untuk
memperjelas bayangan objek digunakan mikrometer.
6. Perbesaran
besar akan memperlihatkan bagian setiap preparat secara jelas. Menggambar hasil
pengamatan untuk perbesaran besar, lalu membandingkan dengan perbesaran yang
kecil.
7. Setelah
mengamati semua preparat, membersihkan mikroskop dan menyimpan pada kotaknya
dengan terlebih dahulu membersihkannya dari debu atau kotoran dengan
menggunakan kain planel halus.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
1. Akart
jagung (Zea mays root)
Perbesaran 10x0,25
Keterangan:
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Endodermis
5. Xilem
6. Stele
2. Batang
jagung (Zea mays stem)
Perbesaran 10,0,25
Keterangan:
1. Dinding
sel
2. Aliran
sitoplasma
3. Sitoplasma
4. Klooroplas
3. Daun
lili (Lilium sp leaf)
Keterangan
1. Epidermis
2. Dinding
sel
3. Polisade
4. Sitoplasma
5. Stomata
6. Inti
sel
4. Batang
labu (Cucurbita moschata stem)
Perbesaran 10x0,25
Keterangan:
1. Trikoma
2. Dinding
sel
3. Sitoplasma
4. Polisade
5. Xilem
6. Kloroplas
7. Floem
5. Akar
kacang tanah (Arachis hypogea root)
Keterangan:
1. Endodermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xilem
5. Polisade
6. Stele
6.
Daun karet (Ficus elastica leaf)
Perbesaran 10x0,25
Keterangan:
1. Klerenkim
2. Floem
3. Xilem
B.
Pembahasan
Adapun pembahasan pada percobaan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Akar
jagung (Zea mays root)
Pada pengamatan akar jagung terlihat
beberapa bagian diantaranya epidermis yang merupakan jaringan terluar yang
terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan tersusun rapat. Korteks yang
terdiri dari beberapa lapis sel yang berbanding tipis serta susunannya tidak
rapat dan banyak terdapat ruang antar sel yang berfungsi dalam pertukaran gas.
Jaringan pengangkut yang terdiri dari floem dan xilem, floem merupakan jaringan
pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis
keseluruh tubuh tumbuhan, sedangkan xilem merupakan jaringan pengangkut yang
berfungsi menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Dan jaringan yang
terakhir yang terdapat pada akar jagung adalah epidermis bawah yang merupakan
batas terdalam lapisan korteks yang berfungsi menyerap air dan garam mineral.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
2. Batang
jagung (Zea mays stem)
Pada pengamatan batang jagung terdapat
dinding sel dimana dinding sel merupakan struktur di luar membran plasma yang
membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang
dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur) dan alga, meskipun struktur penyusun
dan kelengkapannya berbeda. Selain itu, adanya dinding sel pada sel tumbuhan
merupakan ciri penting yang membedakannya dengan sel hewan. Dinding sel
ditemukan pada abad ke-17 sebelum ditemukan protoplas. Aliran sitoplasma adalah
aliran dalam sel eukariotik. Sitoplasma merupakan bagian sel yang terbungkus
membran sel. Pada sel eukariotik, sitoplasma adalah bagian non nukleus dari
protoplasma. Kloroplas adalah benda terbesar dalam sitoplasma. Kloroplas yang
berkembang pada batang dan daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotosintesis
menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbondioksida menjadi gula yakni
sumber energi kimia dan makanan bagi tumbuhan.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
3. Daun
Lili (Lilium sp leaf)
Pada pengamatan daun lili, terdapat
epidermis yang merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan
biji serta dari batang dan akar sebelum menjadi penebalan sekunder. Pada
pengamatan daun lili terlihat jaringan yang berdinding sel. Ciri-ciri ini
meyerupai ciri-ciri jaringan parenkim. Selain itu, ada juga jaringan palisade
yang merupakan sel-sel parenkim yang terdapat di daun. Adapun stomata yaitu
lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang dibatasi
oleh sel khusus yang disebut sel penutup.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Lilium
Spesies : Lilium brownii F. E. Brown
4. Batang
labu (Cucurbita moschata)
Pada pengamatan batang labu terdapat Trikoma
dimana trikoma itu berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut.
Namun, adapula trikoma yang berbentuk sisik dan duri. Selain itu, pada
pengamatan ini juga terdapat dinding sel, yang berfungsi mengatur keluar
masuknya zat. Palisade, xilem dimana xilem merupakan pengangkut zat hara dan
mineral dari daun untuk proses fotosintesis juga terdapat kloroplas dan floem
dimana floem terdiri atas bulu tapis, sel pengiring, parenkim floem dan serabut
floem.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
Spesies : Cucurbita moschata Durch
5. Akar
kacang tanah (Arachis hipogea)
Pada pengamatan akar kacang tanah terdapat endodermis
yang lapisan akarnya terletak disebelah dalam korteks yaitu berupa sebaris
sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Korteks akar tersusun dari
beragam sel yang membentuk beberapa lapisan sel. Floem yaitu jaringan
pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis ke
seluruh tubuh tumbuhan. Adapun xilem yang berfungsi menyalurkan air dan unsur
hara ke daun. Palisade juga terdapat pada akar tanah. Stele merupakan lapisan disebelah
dalam endodermis yang merupakan daerah stele.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogea L.
6. Daun
karet (Ficus elastica)
Pada pengamatan daun karet terdapat
sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokong bagian tumbuhan yang telah dewasa.
Selain itu, terdapat pula xilem dan floem yang merupakan jaringan kompleks jika
dilihat dari struktur fungsinya.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus elastica Roxb. Ex Hornem
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini
adalah akar jagung yang tersusun dari epidermis atas, korteks, floem, xilem,
endodermis dan stele. Batang jagung tersusun atas dinding sel, aliran
sitoplasma, sitoplasma dan kloroplas. Daun lili tersusun atas epidermis,
dinding sel, polisade, sitoplasma, stomata dan inti sel. Batang labu tersusun
atas trikoma, dinding sel, sitoplasma, polisade, xilem, kloroplas, dan floem.
Akar kacang tanah terdiri dari endodermis, korteks, floem, xilem, fatsade dan
stele. Dan daun karet terdiri atas sklerenkim, floem dan xilem.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan
adalah praktikan harus mengetahui prosedur kerja serta alat-alat yang digunakan
dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anto. Jaringan Tumbuhan.
http:www.membuatblog.2010.web.id (Diakses tanggal 01 November 2012).
Campbell, Neil,
dkk. Biologi. Jakarta: Erlangga,
2000.
Iwan, Wahyu. Biologi. Bogor: CV Regina, 2006.
Putjoarianto. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Yogyakarta: UGM Press, 1988.
Sutrian, Yayan,
dkk. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan.
Jakarta: 1993.
Nhenackz saenab to galesong bisa tonji
Indonesia Genggam Internet
BalasHapusDampak Keanekaragaman Hayati
Jaringan Tumbuhan Biologi
Betul
Hapuskenapa gambar tidak terlihat
BalasHapus